Negri Sakura

Dear all!

Ketika kalian semua (pembaca blog saya) membaca tulisan saya ini, berarti Tuhan sudah mengabulkan salah satu doa saya (lagi). Tulisan ini saya tulis di masa penantian saya sembari merasakan nikmatnya harap-harap cemas. Dan saya sangat bersyukur apabila Tuhan berkehendak untuk saya mempost tulisan ini. Saya berharap juga banyak yang teman-teman dapatkan dari tulisan saya ini.

Intro . . .

Di tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman saya ketika saya mendaftar beasiswa monbu-sho (MEXT) U to U atau rekomendasi universitas. Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk mendaftar beasiswa S2 ke Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT). TUAT ini adalah kampus di mana dulu saya pertukaran pelajar selama 1 tahun (2016-2017). Pertukaran pelajar inilah yang membulatkan tekad saya untuk melanjutkan studi ke TUAT.
Lalu, apa aja sih yang perlu dipersiapkan untuk mendaftar beasiswa ke Jepang? Yang paling penting adalah mental yang siap untuk mendaftar. Ha ha ha.
Oke mari kita serius! Pada umumnya mendaftar beasiswa ke Jepang itu persyaratannya kurang lebih sama antara satu beasiswa dengan beasiswa lainnya. Nah untuk mendaftar beasiswa MEXT U to U ini yang terutama adalah (calon) professor kita nanti. Sewaktu saya menjalani pertukaran pelajar di TUAT, saya mengambil mata kuliah independent study. Pada mata kuliah ini saya memiliki kesempatan untuk bergabung ke salah satu laboratorium yang sudah dipilih pada semester sebelumnya. Laboratorium yang saya pilih ini merupakan laboratorium dosen pembimbing akademik dan skripsi saya ketika beliau menempuh S2-S3. Kesempatan emas ini lah yang saya gunakan untuk berkomunikasi dengan professor saya tentang rencana saya untuk melanjutkan sekolah. Singkat cerita, saya dipertemukan oleh salah satu professor di departemen IEAS (departemen dengan internasional program yang menyediakan beasiswa MEXT) dan saya menceritakan keinginan saya untuk melanjutkan sekolah di TUAT, oh iya di momen ini saya juga membawa rencana riset saya (yang dipersiapkan 1 malam sebelum bertemu beliau) karena rencana riset ini sangat penting untuk menunjukkan kesungguhan kita melanjutkan sekolah.
Setelah pertukaran pelajar selesai, saya menyelesaikan kewajiban saya sebagai mahasiswa yaitu ujian skripsi dan wisuda. Setelah kewajiban saya selesai, saya mulai menyiapkan dokumen untuk mendaftar beasiswa MEXT U to U. Daftar dokumen yang diperlukan dapat dilihat di sini.

Untuk semua persyaratan ini, biasanya dikirim melalui pos (bisa EMS atau DHL, tergantung budget kalian) ke alamat yang akan diberitahu professor kalian nanti. Untuk pengiriman berkas saya sarankan 7-10hari sebelum deadline dan jangan menyiapkannya dadakan.

Masa penantian . . .

Masa penantian merupakan masa yang paling berat (menurut saya). Di masa-masa ini lah segala perasaan campur aduk. Di masa penantian yang banyak galaunya ini, saya juga menyusun rencana B sampai Z.

Hasil . . .

Seletelah kurang lebih 5 bulan sejak pengiriman dokumen, tanggal 13 Juni 2018 saya mendapatkan e-mail dari professor saya yang isinya adalah memberitahukan bahwa saya lolos seleksi dan diterima di TUAT dengan beasiswa MEXT. Waktu itu saya yang sedang selonjoran di depan televisi mendadak terdiam dan meneteskan air mata haru. Puji Tuhan lolos! Saya lalu izin keluar rumah untuk mengeprint email tersebut (karena printer di rumah rusak). Singkat cerita saya udah sampai rumah lagi nih..dengan tersenyum bangga saya menyodorkan kertas tersebut ke ibu saya.
Pada tenggal 3 Juli 2018, saya menerima dokumen aslinya (terima kasih pak pos!). Singkat cerita saya sudah mendapatkan visa pelajar saya dan tiket pesawat menuju Jepang.
Tanggal 30 September 2018 merupakan hari yang saya tunggu dengan segala kecemasan karena gerogi (padahal bukan kali pertama tapi merasa lebih cemas dan gerogi). Tiba saat dimana saya harus meninggalkan zona nyaman untuk menyongsong pengalaman-pengalaman baru di perantauan. Siang itu saya diantar ke bandara oleh ibu, adik, tante dan om saya (bapak saya di rumah karena alasan kesehatan). Pada titik inilah saya harus mengeluarkan banyak tenaga untuk membendung air mata, antara sedih dan bahagia kadang beda tipis-tipis.

Japan . . .

Selama kurang lebih 7-8 jam di dalam pesawat menembus angkasa, akhirnya sampai juga di Jepang. Ya, benar sungguh bukan suatu mimpi, saya benar-benar berdiri di Jepang. Babak baru dimulai!




See you to next stories!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan

What's Wrong With My Name?

Merantau (Part 1)