Merantau (Part 6)

Winter in Kyoto #2
Melanjutkan postingan sebelumnya, hari ini perjalanan saya sangat teratur karena malam sebelumnya, setelah pulang dari Fushimi Inari Taisha saya sempatkan untuk melihat peta dan membuat rute perjalanan. Seperti biasa, pagi-pagi (sebenernya udah menjelang sing juga sih) kami janjian untuk bertemu di dekat stasiun. Perjalanan hari ini dimulai dari Byodo-in Temple. Byodo-in Temple merupakan salah satu temple Budha di Jepang. Gambar dari temple ini bisa kita lihat di koin 10 yen. Untuk dapat melihat temple ini kita perlu mengeluarkan uang sebesar 600 yen (dewasa). Sewaktu kami kesini kami tidak bisa masuk ke dalam templenya karena menjelang tahun baru selalu diadakan upacara untuk membersihkan temple, tapi setidaknya masih bisa melihat temple dari dekat. Dan sudah pasti saya melakukan hal norak yaitu foto koin 10 yen di depan Byodo-in Temple.
10 yen coin in front of Byodo-in Temple
Setelah puas mengambil foto di depan Byodo-in Temple kami melanjutkan rute untuk memasuki museum Byodo-in Temple. Di dalam museum ini kita bisa melihat replika interior dari Byodo-in Temple (yang corak dekorasinya mirip batik pekalongan), peninggalan dari zaman Heian, dan beberapa patung dewa-dewa Budha yang terbuat dari kayu. Sayang sekali di dalam museum dilarang untuk mengambil gambar. Setelah cukup puas dengan Byodo-in Temple kami melanjutkan perjalanan ke Arashiyama. Untuk menuju Arashiyama kami memutuskan untuk menggunakan ichinichi joshaken untuk menghemat ongkos jalan. Ichinichi joshaken adalah one day pass untuk bus, jadi kita bisa keliling Kyoto dengan bus dalam 1 hari penuh hanya dengan membayar 500 yen.
Ichinichi joshaken
Setelah sampai di Arashiyama, kami menyempatkan untuk makan siang sebentar. Setelah makan siang, kami sama-sama melontarkan pertanyaan,
"Mau kemana nih kita?".
Dan sama-sama menjawab,
"Gak tau".
Apa kabar kita yang gatau mau kemana? Kabarnya kedinginan. Setelah berpikir agak lama, karena kami sempat bisa menyeberangi jembatan yang cukup panjang, kami menyadari tempat terkenal di Arashiyama adalah hutan bambu. Segera kami mencari petunjuk arah untuk mencari lokasi hutan bambu dan seperti kemarin kami tergoda untuk membeli makanan. Saya membeli es krim matcha dan teman saya membeli semacam tempura udang. Sebenarnya saya tidak mengerti apa motivasi saya membeli eksrim padahal suhu sangat dingin dan kebetulan hujan gerimis. Setelah sempat berjalan salah arah akhirnya kami menemukan hutan bambu yang cukup membuat Arashiyama terkenal. Di dalam hutan bambu ini jangan membayangkan kita benar-benar masuk ke dalam rumpun bambu, kita hanya berjalan mengikuti jalan dengan kanan kiri kita tanaman bambu, jadi seolah-olah kita berada di lorong bambu. Benar adanya, hutan bambu ini supeeeer cantik. Rumpun bambu di Jepang berbeda dengan di Indonesia, di sini bambu hidup mandiri (soliter) jadi agak aneh juga ya saya bilang ini rumpun sedangkan di Indonesia bambu hidup berkelompok.
Bamboo forest in Arashiyama
Perjalanan kami berlanjut ke Kinkaku-ji atau yang lebih dikenal dengan Golden Temple karena temple ini dilapisi dengan emas di bagian luarnya. Biaya yang diperlukan untuk memasuki Golden Temple ini adalah 400 yen (dewasa). Selain kita dapat menikmati Kinkaku-ji, kita juga dapat melihat Sekka-tei Tea House dan Ryumon Taki/Carp Rock. Di tempat ini juga tersedia toko yang menjual berbagai cinderamata.
Kinkaku-ji
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Gion. Dahulu Gion terkenal dengan tempat untuk geisha (entah tempat tinggal atau tempat untuk pendidikan menjadi geisha saya juga kurang paham) dan sekarang ini di Gion menjadi semacam tempat wisata kuliner karena banyak sekali tempat makan yang menjual menu-menu khas Jepang terutama Kyoto. Di ujung jalan Gion juga terdapat Yasaka Shrine yang sepertinya kalau kita mengunjunginya di siang hari kita akan menjumpai banyak sekali pedangang setelah kita melewati main gate. Karena kami mengunjungi shrine ini pada malam hari maka kami hanya menjumpai gubug pedagang yang sudah tutup. Perjalanan kali ini berakhir di Gion, karena hari sudah cukup malam.
Main gate of Yasaka Shrine

(Bersambung . . .)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

What's Wrong With My Name?

Pertemuan

Merantau (Part 1)