Merantau (Part 14 - Summer Vacation at Kamakura)

Shillouete of Daibutsu (dokumentasi pribadi)

Yeah! Welcome to Kamakura!
Kamakura merupakan salah satu destinasi wisata yang biasa dikunjungi oleh turis yang berlibur ke Jepang atau bahkan orang Jepangnya sendiri. Kamakura ini terkenal dengan "The Great Buddha"nya. Setelah mengunjungi Yamanashi sekarang saatnya mengunjungi Kamakura. Kamakura ini berada di Kanagawa prefecture dengan jarak 25 menit dari Yokohama Station (deket kan?) menggunakan Yokosuka Line ke arah Kurihama berhenti di Kamakura Station. Dari Kamakura Sation ini lah perjalanan dimulai.

Komachi Street (小町通り) (dokumentasi pribadi)
Keluar dari Kamakura Station saya berjalan menuju Komachi Street (小町通り). Komachi Street ini terkenal dengan jalan yang kanan kirinya toko-toko souvenir atau tempat makan (kalau di Jogja mungkin semacam Jalan Malioboro, kalau di Tokyo semacam Takeshita street yang di Harajuku itu). Dan dengan segala kekhasannya Jepang, gate masuk ke jalan ini seperti gate masuk ke shrine atau temple yang warna oranye itu. Di tempat ini kita bisa membeli souvenir atau makan siang, atau cuma sekedar membeli makanan pengganjal perut. Oiya, untuk pecinta Ghibli terutama Totoro, di tempat ini juga ada Totoro Shop yang menjual segala sesuatu serba Totoro. Di sini juga banyak tempat makan dengan menu serba Shirasu atau semacam ikan teri tapi ukurannya sekitar 1-1,5 cm dan direbus (bahkan ada yang disajikan mentah). Selagi berada di Kamakura akan sangat rugi kalau tidak mencoba Shirasu. Bagaimana rasanya? ENAK! Ya cuma kayak makan anak teri rebus gitu, tapi beda rasanya kalau udah sampai mulut. Fyi, daerah Kamakura dan sekitarnya ini memang terkenal dengan Shirasu-nya, jadi kalau kalian ke Kamakura belum lengkap kalau belum makan Shirasu.
Totoro Shop Kamakura (dokumetasi pribadi)
Shirasu-don: nasi dengan taburan Shirasu dan tuna ditambah telur setengah matang di atasnya (dokumentasi pribadi)
Setelah kenyang makan Shirasu, saya melanjutkan perjalanan ke Tsurugaoka Hachimangū yang merupakan Shinto shrine. Tempat ini cukup luas dan besar. Dalam 1 kompleks terdapat 2 shrine, yaitu shrine kecil dan shrine utama (yang jelas jauh lebih besar ukurannya). Setelah itu saya berpindah tempat menuju Hōkoku-ji yang juga dikenal sebagai "Bamboo Temple". Tempat ini cukup terkenal karena taman bambunya, jadi mirip Arashiyama Bamboo Forest di Kyoto tapi ini versi super mini. Untuk bisa masuk ke Hōkoku-ji kita harus mengeluarkan uang sebesar 200 yen (ini murah sih). Di tempat ini saya tidak memakan waktu lama, mungkin hanya sekitar 30 menit kemudian melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. 
Tsurugaoka Hachimangū (dokumetasi pribadi)

Hōkoku-ji (dokumentasi pribadi)
Tempat selanjutnya adalah Kōtoku-in. Emang Kōtoku-in apa sih? Kōtoku-in ini Temple Budha yang terkenal karena Daibutsunya. Daibutsu ini The Great Buddha yang patungnya gedhe banget itu lho. Nah, tempat ini jadi semacam ikonnya Kamakura, jadi belum afdol kalau ke Kamakura tapi belum ke sini. Untuk masuk dan melihat Daibutsu itu tidak gratis, kita perlu mengeluarkan uang untuk tiket masuk sebesar 200 yen. Daibutsu sendiri merupakan patung Budha yang terbuat dari perunggu dan kita juga bisa masuk ke dalamnya, hanya saja waktu saya kesini loket masuk Daibutsu sudah tutup. Di tempat ini juga terdapat 2 toko souvenir serba Daibutsu mulai dari gantungan kunci hingga makanan. Setelah puas mengambil gambar (foto-foto narsis) saya melanjutkan perjalanan ke Pulau Enoshima.
Daibutsu atau The Great Buddha (dokumentasi pribadi)
Pulau Enoshima merupakan Pulau yang terletak tidak jauh dari Kamakura. Untuk sampai ke pulau ini cukup dengan menyeberangi jembatan (tapi lumayan juga lah capek). Tapi berhubung saya sampai ke Pulau Enoshima ini sudah gelap, tidak banyak yang saya lakukan. Setelah sampai pulau ini saya hanya duduk menikmati langit yang mulai gelap, jalan-jalan sebentar dan pulang. Eits, tapi perjalanan belum selesai sampai di sini. Sebelum kembali ke Tokyo saya makan malam dulu di daerah Yokohama, lebih tepatnya di Tammachi. Di Tammachi ini terdapat rumah makan Indonesia yang sangat saya rekomendasikan. Kenapa? Enak banget, ini rasanya Indonesia banget. Dengan tanpa di-endorse saya dengan tulus mempromosikan Dapoer Koneng. Teman-teman yang rindu makanan Indonesia bisa banget lah ke tempat ini. Sangat saya rekomendasikan untuk ke sana.
Oke, saya sudah kenyang habis makan sop buntut dan bebek bakar, sekian dulu perjalanan kali ini.
Pulau Enoshima di malam hari (dokumentasi pribadi)
Situasi pulau Enoshima malam hari (dokumentasi pribadi)


Thank you for reading, see you in the next stories!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan

What's Wrong With My Name?

Merantau (Part 1)